Anda yang mengelola stasiun radio, ada kalanya antara pemancar dan studio terpisah jarak yang cukup jauh. Mungkin studio di tengah kota, lalu pemancar di lereng gunung agak jauh dari kota, dengan tujuan agar jangkauannya bisa lebih luas. Dalam hal ini, tentunya membutuhkan perangkat yang dinamanya STL.
STL yang selama ini banyak digunakan adalah menggunakan TX dan RX dengan frekuensi VHF dan UHF. Namun, yang VHF sudah dilarang karena memang tidak diperbolehkan. Sedangkan UHF juga frekuensinya dibatasi hanya tertentu saja, yaitu 324-328.6 MHz dan 348-350 MHz dengan bandwidth maks. 150 kHz.
Kelebihan STL UHF :
- Harga mulai 30 juta rupiah – 70 juta rupiah (Build up)
- Mudah dalam hal pointing (menggunakan antena yagi)
- Mudah instalasinya
- Audio processor bisa diletakkan di studio saja
Kekurangan STL UHF :
- Kualitas suara menurun dibanding bila langsung dari studio ke pemancar. Semakin mahal tentunya akan semakin bagus suaranya.
- Harus membayar ISR khusus STL
Alternatifnya, jika Anda tidak ingin mengurus ISR dan kualitas suaranya lebih bagus karena diproses secara digital, adalah dengan menggunakan STL IP Codec. Apakah itu ???
Teknologi STL IP codec mirip seperti streaming menggunakan shoutcast maupun icecast, cuma karena diproses menggunakan hardware yang handal dan umumnya menggunakan UDP (bukan seperti shoutcast dan icecast yang menggunakan TDP), sehingga kualitas suaranya pun lebih bagus dan DELAYnya bisa lebih minim.
Beberapa IP Codec dalam bentuk hardware ada yang codecnya menggunakan MP3, AAC plus, PCM maupun codec jenis lainnya. Namun yang umumnya dipakai adalah MP3 dan PCM. MP3 maksimal bitratenya 320 kbps. Yang paling bagus tentu saja PCM, tetapi membutuhkan bandwidth yang lebih besar.
Berikut bandwidth yang dibutuhkan jika menggunakan PCM :
A PCM stream 24000Hz, 1 Channels, 10 bits requires 0.3 Mbps
A PCM stream 32000Hz, 2 Channels, 10 bits requires 0.7 Mbps
A PCM stream 44100Hz, 2 Channels, 16 bits requires 1.5 Mbps
A PCM stream 48000Hz, 2 Channels, 16 bits requires 1.6 Mbps
A PCM stream 48000Hz, 2 Channels, 24 bits requires 2.5 Mbps
Kelebihan STL IP Codec :
- Tidak perlu mengurus ISR khusus STL karena Anda menggunakan frekuensi 5 GHz yang bisa digunakan secara LEGAL
- Suaranya bisa jauh lebih jernih karena diproses secara DIGITAL. Detail suara paling bagus menggunakan format PCM.
Kekurangan STL IP Codec :
- Biayanya lebih mahal daripada STL IP codec dikarenakan membutuhkan alat tambahan berupa radio WIFI PTP (point to point), misal mikrotik NETMETAL + rocket dish 30 dbi sebanyak sepasang sekitar 10 jutaan. Kenapa kok harus NETMETAL ? sekalipun jaraknya mungkin kurang dari 20 km, Anda harus menggunakan radio yang wattnya besar agar sinyalnya bagus sehingga interferensi bisa dikurangi dengan mengurangi sensitivitas. Karena di daerah gunung umumnya interferensinya tinggi. Ingat, gangguan link PTP satu detik saja bisa membuat suara jadi sendat-sendat!!!! Sedangkan harga STL IP codec saja ada yang mulai belasan juta hingga puluhan juta.
- Maintenance lebih sering dibanding UHF. Maintenance meliputi restart router, restart IP codec seminggu sekali untuk mengantisipiasi sinyal tersendat-sendat yang menyebabkan suara jadi tersendat-sendat pula. Hal ini khususnya bagi radio yang on air 24 jam.
- Trouble lebih sering terjadi dibanding UHF. Problem yang umumnya terjadi sebenarnya adalah pada radio WIFInya. Misalnya : CCQ drop di bawah 50%, sehingga tidak bisa membawa bandwidth minimal yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan suaranya jadi tersendat-sendat. Solusinya : pindah kanal frekuensi yang minimal interferensi, serta yang terutama adalah lakukan pointing sebaik mungkin hingga mendapatkan sinyal di atas -70 (di atas -60 jauh lebih baik). Hal ini yang sering menyebabkan frustasi para teknisi radio karena memang membutuhkan kesabaran untuk memilih kanal frekuensi wifi akibat interferensi yang luar biasa di pegunungan.
Selain dalam bentuk hardware, STL IP codec juga ada dalam bentuk hardware dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang tak kalah bagusnya. Ini tentu bisa jadi solusi bagi Anda yang ingin berhemat.
Yang terpenting dalam menggunakan STL IP codec adalah radio wifi yang digunakan harus diatur agar bisa dilewati beban di atas 10 mbps agar audionya lancar. Atau minimal 2 kali dari bandwidth yang dibutuhkan.