2 Desember 2021 kita dikejutkan dengan peristiwa kebakaran di Gedung Cyber 1 yang merenggut korban jiwa. Melalui kejadian ini kita jadi lebih waspada agar tidak terulang lagi ke depannya. Pemilihan data center menjadi prioritas penting ketika kita memang berbisnis melalui website.
Dalam dunia data center atau pusat data, terdapat sebuah istilah yang dinamakan “tier”. Bila diartikan secara kasar, tier di sini maksudnya adalah tingkatan. Sebagai analogi, pusat data bisa kita lihat sebagai sebuah hotel. Di dalamnya, tentu ada berbagai fasilitas seperti layanan, kamar-kamar, dan lainnya. Sama seperti hotel yang memiliki sistem bintang untuk menunjukkan fasilitas yang dimilikinya, data center memiliki tier yang dapat disebut sebagai jumlah bintang dalam dunia data center.
Terdapat 4 tier dalam perancangan data center. Menurut TIA 942 (Tellecommunication Industry Association), tingkat availability setiap tier tentu akan berbeda, sesuai dengan kebutuhan pusat data itu sendiri. 4 tier dalam pusat data tersebut adalah :
tier 1: Basic Site Infrastructure
tier 2: Redundant Site Infrastructure Capacity Components
tier 3: Concurrently Maintenable Site Infrastructure
tier 4: Fault Tolerant Site Infrastructure
Mari kita bahas tier dalam pusat data satu per satu :
Tier 1
Dalam tier 1, peralatan IT hanya dilayani oleh 1 jalur distribusi non-redundant atau 1 uplink per server. Tier ini biasa digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki pusat datanya sendiri. Fokus kemampuan tier 1 adalah untuk dapat melayani kegiatan operasional selama jam kerja, dengan UPS sebagai back up. Pada tier 1, tingkat up time yaitu 99,671%, dan dalam setahun batas toleransi gangguan adalah maksimal 28 jam.
Tier 2
Pada dasarnya, data center tier 2 memiliki spesifikasi yang sama dengan tier 1, namun pada tier 2 sudah ada komponen redundant atau segalanya sudah memiliki sumber daya cadangan. Selain UPS, tier 2 juga harus dilengkapi dengan genset agar tidak terjadi masalah ketika ada pemadaman bergilir dari PLN. Pada tier 2, tingkat up time yaitu 99,741%, dan dalam setahun tier ini memiliki toleransi down selama 22 jam.
Tier 3
Seperti pada data center tier sebelumnya, tier 3 data center memiliki seluruh sepsifikasi yang ada di tier 2. Namun, tier 3 data center memiliki peralatan dual power dan beberapa uplink. Seluruh fasilitas pada tier 3 harus ditunjang dengan lebih dari 1 sumber daya listrik dan jaringan yang lancar. Jadi, syarat “no shutdown” haruslah terpenuhi. Tingkat uptime pada tier 3 adalah 99,982%, dan toleransi gangguan dalam setahun hanya 1,5 jam. Performa tier 3 biasanya tidak jauh berbeda dengan pusat data tier 4.
Tier 4
Tier 4 juga memiliki spesifikasi yang sama dengan tier 3. Yang membedakan adalah tingkat uptimenya yaitu 99,995% dan toleransi downtime-nya hanya 30 menit dalam setahun. Seluruh komponennya, termasuk uplink dan penyimpanan, sudah fault-tolerant. Tier 4 sudah dirancang untuk tahan terhadap bencana alam dan kebakaran, sehingga tentu saja harganya jauh lebih mahal.
Dari ke empat tier di atas, yang umum digunakan untuk datacenter webhosting adalah tier 3 dan tier 4.
Itulah tadi informasi mengenai apa itu tier data center dan klasifikasinya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dan Anda bisa mulai mempertimbangkan tier mana yang akan Anda pilih.